12 May 2007

THE WAY OF MAKING DECISION

Tulisan ini sebagai lanjutan dari tulisan sdr. Apollo Lase ”Setelah Tamat, Anda Mau Kemana?”]

By: Deivine Signor
Ada banyak orang yang berkata dalam hidup ini, ”saya tidak mampu”. Mungkin termasuk anda. Semua karena kita selalu melihat faktor di luar diri kita. Seakan-akan kemampuan itu ada di luar dan kita harus mencarinya. Pernah suatu saat saya memberi acara pada sebuah kelompok dan akhirnya saya bawa pada satu hal penting: ”menurut anda kemampuan apa yang anda miliki?” Saya begitu terkejut saat saya mendengar ada yang berkata: ”Saya rasanya tidak punya kemampuan apa-apa?” Sangat ironis sekali.

Seorang yang bijak pernah bercerita begini. Ada seorang ibu tua dan sudah menjanda sekian tahun. Bukan hanya itu, ibu ini tidak memiliki apa-apa alias begitu miskin. Ia meminta-minta untuk menghidupi dirinya sendiri. Namun suatu saat, datang seseorang yang begitu dielu-elukan. Dan masing-masing orang memberi persembahan. Ibu itu tidak ketinggalan. Ia bahkan begitu bersemangat memberi seluruh keping uang yang ia punya. Padahal hanya itu yang ia miliki buat menghidupi dirinya. Melihat hal itu, Tuan itu berkata: ”Ibu tua itu yang memberi banyak dibandingkan semua orang”.

Pengalaman anda pasti membuktikan hal ini. Tidak mungkin anda memberi ketika anda tidak memiliki apa-apa. Dan tidak mungkin anda berbuat apa-apa ketika anda ”merasa” tidak punya apa-apa. Saya sengaja memberi tanda kutip pada merasa karena hal ini begitu membuat kita terpuruk. Kita berkata bahwa kita tidak punya. Tapi perhatikan baik-baik entah dimanapun konteksnya semua bisa berguna.

Klisenya, kemampuan itu secara tidak sadar selalu kita proyeksikan dari luar: ”ga punya duit, ga punya waktu, lagi ga mood, ribet, dan lain sebagainya. Semua hal eksternal serasa masuk dan mempengaruhi begitu saja. Maka akhirnya kita pun berkata ”aku ga mampu”. Disaat anda berkata anda tidak mampu, bukankah masih ada sesuatu yang anda punya? Anda mempunyai tangan untuk berusaha, kaki untuk berjalan, kemampuan berpikir untuk mencari jalan keluar, teman-teman untuk membantu, orang lain yang pastinya [tidak semua] bisa membantu mencari jalan keluar, dan banyak yang lain. Jadi, jika anda berkata saya tidak mampu lantas langsung tidak bisa berbuat apa-apa, itu sangat tidak beralasan. Banyak orang yang menggunakan kesempatan ini dan mereka berhasil.

Menyadari kemampuan itu, anda bisa dan berani memutuskan yang terbaik dalam hidup anda. [1] Pikirkan apa yang hendak anda tuju. Jika anda ingin meraih sesuatu, anda harus bisa menggambarkan sesuatu itu dengan pasti dalam benak anda. Dengan demikian, menjadi semakin jelas fokus yang anda tuju; [2]. Buat jaringan kemungkinan, maksudnya anda membuat jaringan sebanyak-banyaknya dengan bercerita kepada orang-orang yang ada di sekitar anda apa yang hendak anda tuju. Tentunya anda seharusnya mencari orang yang bisa menunjukkan jalan keluar. Dari seluruh jaringan kemungkinan itu, padukan ttujuannya pada satu fokus yakni cita-cita anda; [3] Langkah yang pertama.Anda harus berani melangkahkan kaki kendati anda berhadapan dengan ketidakpastian akan apa yang terjadi kemudian. Tanpa langkah yang pertama dari anda, anda hanya akan menunggu dan menjadi pemimpi abadi. Ingat, ada kemampuan dalam diri anda untuk meraih itu. Tentu ada nilai yang tinggi yang mengikuti langkah ini [1] Kepercayaan; [2] Kesetiaan; [3] Keyakinan. Anda harus yakin pada apa yang sedang anda perjuangkan. Tanpa hal ini, anda akan berjalan bagai tidak memiliki kepala. Tidak mengetahui anda harus berbelok, diam, lurus, dan melanjutkan perjalanan. Sebab jika anda melakukan sesuatu tanpa keyakinan, anda hanya menceburkan diri dalam kesia-siaan. Kepercayaan dan kesetiaan adalah dua nilai yang lain yang bergandengan dengan perjalanan ini. Kepercayaan bagaikan tali yang mempererat. Jika anda sudah kehilangan kepercayaan atau orang lain telah kehilangan kepercayaan dari anda, tidak akan pernah ada semangat dan dukungan untuk perjalanan anda. Tatkala anda memiliki dua hal ini kesetian menjadi jiwa yang mampu menggerakkan anda pada pencapaian cita-cita anda. Anda percaya? Jika tidak buktikanlah! Saya sudah mengalaminya.

No comments: